Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai peranan pemerintah
dalam pengembangan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) masih sangat minim akibat tidak memadainya
dana yang dianggarkan pemerintah di APBN untuk MP3EI. Oleh karena itu,
kebijakan MP3EI memerlukan komitmen riil dari pemerintah untuk dapat
mewujudkannya.
"Rancangan kebijakan MP3EI ini sangat ideal,
karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk mengalokasikan anggaran
yang lebih besar guna pengembangan MP3EI sebagai bentuk nyata komitmen
pemerintah terhadap program MP3EI, sebelum mendapat komitmen dari pihak
swasta," kata Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto.
Menurut Ketua Umum Kadin.
Ia
menyebutkan, sumber daya finansial APBN yang dimiliki pemerintah
diharapkan dapat didedikasikan untuk pembangunan ekonomi secara efisien
untuk mewujudkan MP3EI ini secara nyata. Ia juga mengingatkan bahwa
pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan "breakthrough"
(terobosan) yang didasari oleh semangat "Not Business As Usual".
"Karena
itu, pihak swasta akan diberikan peran utama dan penting dalam
pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, sedangkan pihak pemerintah akan berfungsi sebagai
regulator, fasilitator dan katalisator," katanya.
Sejak
diluncurkan sampai dengan akhir Desember 2011, pemerintah telah
melaksanakan "groundbreaking" (pemancangan batu pertama) sebanyak 94
proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur dengan total
nilai investasi sebesar Rp. 499,5 triliun.
Untuk tahun 2012,
direncanakan "groundbreaking" terhadap 84 proyek investasi sektor riil
dan pembangunan infrastruktur dengan nilai total sebesar Rp. 536,3
triliun. Groundbreaking proyek pada umumnya merupakan investasi sektor
swasta murni.
Menurut Suryo Bambang Sulisto, dalam Proyeksi
Ekonomi 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, kebutuhan infrastruktur
terbengkalai karena kekurangan anggaran di APBN seperti adanya jalan
baru yang hampir tidak dibangun dan infrastruktur lainnya, seperti
pelabuhan dan bandara.
Guna mendukung pelaksanaan MP3EI melalui
perbaikan konektivitas domestik dan internasional, Bank Pembangunan
Asia (ADB) telah memberikan pinjaman program senilai 300 juta dolar AS
(sekitar Rp. 2,88 triliun).
Wakil Kepala Kantor Perwakilan ADB
di Indonesia, Edimon Ginting, menyatakan bahwa, konektivitas yang
kurang baik, kendala infrastruktur dan biaya logistik yang tinggi
menghalangi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi dan melakukan upaya pemerataan kesejahteraan bagi seluruh
penduduk Indonesia. (Dari beberapa sumber, Keasdepan Bidang Industri,
UKM, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan)
http://www.setkab.go.id/mp3ei-6729-komitmen-riil-pemerintah-terhadap-kebijakan-pengembangan-program-mp3ei.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar