Jakarta -Maraknya penggunaan mata uang asing seperti
dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri membuat rupiah tidak
sepenuhnya berdaulat di negeri sendiri. Sejumlah tempatdan sektor
ekonomi telah terbiasa menggunakan dolar AS.
Pengamat ekonomi
Farial Anwar mengatakan, penggunaan dolar AS di Indonesia sudah begitu
marak sehingga bisa dibilang ada wabah dolarisasi. Ini tidak hanya
terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, di mana pembayaran Container Handling Charge (CHC) dan Terminal Handling Charge (THC) menggunakan dolar AS.
"Ini kan bukan cuma di Tanjung Priok. Masih banyak lagi," kata Farial kepada detikFinance, Rabu (2/7/2014).
Dari
sisi wilayah, Farial mengatakan dolarisasi terjadi di perbatasan,
seperti Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua, dan Batam. Tidak hanya
di daerah-daerah itu, transaksi di perkotaan seperti Jakarta, Bandung,
Surabaya, atau Bali juga kerap kali menggunakan mata uang asing.
"Itu Bali sudah gila-gilaan kalau lihat orang transaksi pakai dolar," ujarnya
Sektornya
pun beragam. Mulai dari perdagangan batu bara, produk kimia, alat-alat
berat, mesin tekstil, sewa-menyewa ruko di pusat perbelanjaan, ruang
perkantoran, pembelian properti, dan pembayaran hotel.
Kemudian,
penetapan harga pada produk komputer dan alat-alat elektronik lainnya
juga seringkali dengan dolar AS. Demikian juga pembayaran agen
perjalanan haji dan umrah.
"Transaksinya juga ada di Pasar Baru Bandung, Glodok, dan Tanah Abang Jakarta," sebut Farial
Menurut
Farial, ini adalah situasi yang sangat memprihatinkan dan tidak bisa
dibiarkan begitu saja. UU No 7/2011 harus segera diimplementasikan.
"Kalau
seperti ini terus ya dolarisasi yang akan terjadi di negara ini. Semua
orang akan pakai dolar ketimbang rupiah," tuturnya.
(mkl/hds)
http://finance.detik.com/read/2014/07/02/142930/2625666/5/penggunaan-dolar-di-mana-mana-pengamat-ini-sebut-ri-kena-wabah-dolarisasi?f9911023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar