Rabu, 02 Juli 2014

Dolarisasi

Jakarta -Maraknya penggunaan mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri membuat rupiah tidak sepenuhnya berdaulat di negeri sendiri. Sejumlah tempatdan sektor ekonomi telah terbiasa menggunakan dolar AS.

Pengamat ekonomi Farial Anwar mengatakan, penggunaan dolar AS di Indonesia sudah begitu marak sehingga bisa dibilang ada wabah dolarisasi. Ini tidak hanya terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, di mana pembayaran Container Handling Charge (CHC) dan Terminal Handling Charge (THC) menggunakan dolar AS.

"Ini kan bukan cuma di Tanjung Priok. Masih banyak lagi," kata Farial kepada detikFinance, Rabu (2/7/2014).

Dari sisi wilayah, Farial mengatakan dolarisasi terjadi di perbatasan, seperti Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua, dan Batam. Tidak hanya di daerah-daerah itu, transaksi di perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau Bali juga kerap kali menggunakan mata uang asing.

"Itu Bali sudah gila-gilaan kalau lihat orang transaksi pakai dolar," ujarnya

Sektornya pun beragam. Mulai dari perdagangan batu bara, produk kimia, alat-alat berat, mesin tekstil, sewa-menyewa ruko di pusat perbelanjaan, ruang perkantoran, pembelian properti, dan pembayaran hotel.

Kemudian, penetapan harga pada produk komputer dan alat-alat elektronik lainnya juga seringkali dengan dolar AS. Demikian juga pembayaran agen perjalanan haji dan umrah.

"Transaksinya juga ada di Pasar Baru Bandung, Glodok, dan Tanah Abang Jakarta," sebut Farial

Menurut Farial, ini adalah situasi yang sangat memprihatinkan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. UU No 7/2011 harus segera diimplementasikan.

"Kalau seperti ini terus ya dolarisasi yang akan terjadi di negara ini. Semua orang akan pakai dolar ketimbang rupiah," tuturnya.
(mkl/hds)


http://finance.detik.com/read/2014/07/02/142930/2625666/5/penggunaan-dolar-di-mana-mana-pengamat-ini-sebut-ri-kena-wabah-dolarisasi?f9911023 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar