Rabu, 02 Juli 2014

Agar BUMN Terhindar dari Rugi Kurs

Jakarta -Bank Indonesia (BI) menganjurkan BUMN agar melakukan sistem lindung nilai atau hedging terhadap nilai tukar. Upaya ini dibutuhkan untuk menghindari potensi rugi kurs.

Hedging menjadi sangat penting bagi BUMN yang memiliki pendapatan dalam bentuk rupiah. Sementara pengeluaran atau pembayaran pinjaman dilakukan dengan mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat (AS).
"Idealnya, mereka harus melakukan hedging untuk menjaga tahu-tahu mereka memiliki kerugian mengelola perbedaan nilai tukar. Tetapi kalau lakukan lindung nilai, mereka bisa menjaga dengan bayar premi tertentu. Tidak kemudian menjadi mengalami kerugian seperti 2013," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Soal hedging, Agus mengatakan sebelumnya sudah dibahas oleh beberapa pihak terkait baik pemerintah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga aparat penengak hukum seperti Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI.

"Jadi tentang hedging, sebetulnya sudah dilakukan koordinasi di minggu kedua Juni. Secara aturan dan regulasi itu semuanya sudah ada. Menteri BUMN, Menkeu, sudah mengeluarkan aturan. Namun perlu sosialisasi," jelasnya.

Menurut Agus, pandangan semua pihak sudah sama terkait hedging. Para pihak terkait akan bertemu kembali pekan depan untuk penyelarasan lebih lanjut.

"Nanti akan ada sesi penyelarasan dan harmonisasi tanggal 10 Juli. Kita harapkan semua aturan sudah terharmonisasi. Kalau memang diperlukan harmonisasi akan ditindaklanjuti," sebut Agus.

Agus menegaskan hedging bukanlah merupakan kerugian negara karena bisa diibaratkan seperti asuransi. "Bukan rugi. Kalau harga pada saat satu waktu harganya jauh lebih rendah yaitu menjadi suatu pendapatan. Kalau sebaliknya diangggap sebagai biaya," paparnya.

Berdasarkan data BI, dari total 138 BUMN baru 2 yang telah melakukan lindung nilai yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Garuda memperoleh kredit dalam mata uang rupiah, sedangkan kebutuhan dan pendapatannya dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sehingga terdapat potensi missmatch arus kas.

Untuk mitigasi terhadap risiko fluktuasi nilai tukar, BNI dan Garuda sepakat melakukan transaksi lindung nilai berupa Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp 500 miliar dengan jangka waktu 3 tahun atas pokok utang dan bunga pinjaman.
(mkl/hds)

http://finance.detik.com/read/2014/07/02/145920/2625715/5/ini-saran-agus-marto-agar-bumn-terhindar-dari-rugi-kurs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar