Jakarta, Pemeriksaan panggul memang berguna bagi wanita
terutama untuk melihat kesehatan reproduksinya. Tapi, menurut pedoman
baru dokter penyakit dalam di AS baru-baru ini, wanita seharusnya tidak
melakukan pemeriksaan panggul rutin.
Memang, American College of Physicians (ACP) merekomendasikan pemeriksaan panggul jika wanita mengalami kondisi tertentu seperti perdarahan abnormal, sakit, atau sedang hamil. Tetapi, bagi wanita yang tak memiliki gejala serius, mereka justru tidak direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan itu.
"Justru para wanita bisa merasa cemas, kesakitan, atau takut dengan kondisinya," kata dr Linda Humphrey yang merupakan co-author pedoman baru dokter penyakit dalam di AS sekaligus anggota ACP's Clinical Practice Guidelines Committee, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2014).
Dikatakan Humphrey biasanya pemeriksaan panggul dilakukan dokter untuk melihat kelainan pada vagina dan organ di sekitarnya. Dokter akan mengamati perut pasien untuk memeriksa organ internal, termasuk sistem reproduksinya dengan menggunakan alat yang disebut spekulum.
Pemeriksaan panggul sering dikaitkan dengan risiko kanker serviks. Meski wanita yang berisiko disarankan untuk melakukan skrining rutin, Humphrey tak mengharuskan mereka melakukan cek panggul rutin. Dengan kata lain, Humphrey menekankan jika pedoman untuk pemeriksaan kanker serviks perlahan mulai berubah.
Menurut review yang diketuai dr Hanna Bloomfield dari Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, pemeriksaan panggul pada sepertiga wanita justru menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, takut, dan cemas. Oleh karena itu, Humphrey yakin jika tak ada masalah serius yang dialami wanita, pemeriksaan panggul tak terlalu dibutuhkan.
"Pemeriksaan panggul bisa memungkinkan ginekolog untuk mengamati anatomi pasien, termasuk mendeteksi masalah seperti inkontinensa dan disfungsi seksual. Tapi kembali lagi pemeriksaan itu disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan keputusan antara penyedia layanan kesehatan serta si pasien," terang drs George Sawaya dari University of California.
Sawaya menambahkan, rekomendasi untuk tidak rutin melakukan pemeriksaan panggul bisa dilakukan oleh wanita yang tak memiliki gejala. Tetapi, jika terjadi sesuatu yang aneh dan tidak lumrah, lebih baik para wanita segera berkonsultasi ke dokter.
(rdn/up)
Memang, American College of Physicians (ACP) merekomendasikan pemeriksaan panggul jika wanita mengalami kondisi tertentu seperti perdarahan abnormal, sakit, atau sedang hamil. Tetapi, bagi wanita yang tak memiliki gejala serius, mereka justru tidak direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan itu.
"Justru para wanita bisa merasa cemas, kesakitan, atau takut dengan kondisinya," kata dr Linda Humphrey yang merupakan co-author pedoman baru dokter penyakit dalam di AS sekaligus anggota ACP's Clinical Practice Guidelines Committee, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2014).
Dikatakan Humphrey biasanya pemeriksaan panggul dilakukan dokter untuk melihat kelainan pada vagina dan organ di sekitarnya. Dokter akan mengamati perut pasien untuk memeriksa organ internal, termasuk sistem reproduksinya dengan menggunakan alat yang disebut spekulum.
Pemeriksaan panggul sering dikaitkan dengan risiko kanker serviks. Meski wanita yang berisiko disarankan untuk melakukan skrining rutin, Humphrey tak mengharuskan mereka melakukan cek panggul rutin. Dengan kata lain, Humphrey menekankan jika pedoman untuk pemeriksaan kanker serviks perlahan mulai berubah.
Menurut review yang diketuai dr Hanna Bloomfield dari Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, pemeriksaan panggul pada sepertiga wanita justru menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, takut, dan cemas. Oleh karena itu, Humphrey yakin jika tak ada masalah serius yang dialami wanita, pemeriksaan panggul tak terlalu dibutuhkan.
"Pemeriksaan panggul bisa memungkinkan ginekolog untuk mengamati anatomi pasien, termasuk mendeteksi masalah seperti inkontinensa dan disfungsi seksual. Tapi kembali lagi pemeriksaan itu disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan keputusan antara penyedia layanan kesehatan serta si pasien," terang drs George Sawaya dari University of California.
Sawaya menambahkan, rekomendasi untuk tidak rutin melakukan pemeriksaan panggul bisa dilakukan oleh wanita yang tak memiliki gejala. Tetapi, jika terjadi sesuatu yang aneh dan tidak lumrah, lebih baik para wanita segera berkonsultasi ke dokter.
(rdn/up)
http://health.detik.com/read/2014/07/02/155215/2625842/763/cek-kesehatan-reproduksi-wanita-tak-harus-rutin-jalani-pemeriksaan-panggul?l992205755
Tidak ada komentar:
Posting Komentar