Rabu, 02 Juli 2014

Hati-hati! Anak Obesitas Berisiko Lebih Besar Kena Asma

Jakarta, Selama ini, obesitas pada anak memang berhubungan erat dengan penyakit kronis seperti diabetes dan kolesterol. Tetapi, baru-baru ini ditemukan hubungan erat antara obesitas pada anak-anak dengan risiko mereka menderita asma. Para ilmuwan di Inggris dan Australia bahkan menemukan adanya keterlibatan gen dalam kedua kondisi tersebut.

Seperti dikutip dari ABC Australia, Rabu (2/7/2014), peneliti asal Inggris, Dr Raquel Granell dari University of Bristol menunjukkan hubungan sebab akibat antara obesitas dan asma pada anak-anak. Ia memperkirakan risiko asma 55 persen lebih besar per kenaikan berat badan anak.

"Kami mengasumsikan adanya keterkaitan gen dengan hubungan antara risiko asma dan obesitas pada anak-anak sebagai dasar studi ini," kata Profesor David Evans, peneliti dari University of Queensland yang turut mengamini ghasil studi ini. Namun, ia mengatakan masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan bagi para ibu yang memiliki anak gemuk. Mengingat, setiap kenaikan berat badan anak akan meningkatkan risiko sebesar 55 persen terkena asma. Angka yang cukup besar dalam menyatakan kepastian penelitian ini.

Adapula penelitian terbaru yang menunjukan ibu yang mengalami obesitas akan cenderung memiliki anak dengan gen obesitas. Obesitas ini diperkirakan akan membuat anak rentan menderita asma. Sebab, sang ibu juga memiliki kemungkinan untuk menderita asma.

Obesitas pada anak merupakan salah satu dari banyak faktor mengapa anak menderita asma. Namun, jika diperhatikan, anak-anak dengan berat badan berlebihlah yang lebih sering menderita asma. Oleh sebab itu, masalah obesitas pada anak patut menjadi perhatian orang tua, terutama para ibu.

"Mulai sekarang, sebaiknya para ibu mulai mengontrol jumlah makanan manis yang dikonsumsi anak. Perhatikan pula minuman ringan yang mereka minum. Sebisa mungkin anak tidak diberi makanan cepat saji," imbau Simon Bowler dari Medical and Scientific Advisory Committee of Asthma Australia.

(rdn/up
 
http://health.detik.com/read/2014/07/02/125042/2625466/1301/hati-hati-anak-obesitas-berisiko-lebih-besar-kena-asma?l992206755

Hadapi Perubahan Pola Tidur, Fresh Graduate Sulit Efektif Bekerja

Jakarta, Menurut studi terbaru dari Jepang, Lulusan perguruan tinggi yang terbiasa begadang hingga larut malam kemudian beralih ke jadwal pekerjaan yang reguler akan lebih sulit untuk bekerja efektif.

"Kami sudah menduga hasil ini bahkan sebelum survei dimulai karena beberapa studi telah mengatakan bahwa perubahan pola tidur mungkin dapat menyebabkan kantuk di siang hari atau tekanan psikologis," ujar pemimpin penelitian Shoichi Asaoka dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2014).

Studi sebelumnya menemukan bahwa pergeseran pola tidur dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan mental untuk orang dewasa dan remaja. Peneliti memperhatikan, mahasiswa terutama biasanya tidur semakin larut malam tiap tahun ia kuliah.

Tim peneliti Jepang menggunakan kuesioner online untuk 745 mahasiswa dengan rata-rata berusia 22 tahun, dan 360 lulusan baru dengan usia rata-rata dari 24 orang yang bekerja penuh waktu.

Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner menyangkut status pekerjaan, kebiasaan tidur saat ini, kualitas tidur yang dirasakan, gejala depresi, kualitas hidup, dan kebiasaan tidur setahun yang lalu.

Lulusan baru yang tidur lebih awal dari saat tahun mahasiswanya lebih mungkin mengalami gejala depresi dan kualitas tidur yang buruk daripada lulusan baru yang dari tahun mahasiswanya sudah tidur awal.

Suasana hati dan kualitas tidur yang buruk nantinya akan berpengaruh langsung pada performa kerja.
 Para peneliti berpendapat untuk mencegah perubahan besar dalam fase tidur mahasiswa dapat mulai membiasakan diri mengikuti jadwal tidur yang mirip dengan orang bekerja. Nantinya diharapkan lulusan baru bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan lebih mudah.

Yvonne Kelly peneliti dari University College London mengatakan hal tersebut terjadi akibat perbedaan antara jam biologis dengan jam di luar, seperti berpergian melintasi zona waktu.

"Studi semacam ini sudah banyak dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Peneliti melihat aspek yang berbeda-beda dari tidur termasuk keteraturan dan pola tidur yang sepertinya sangat berpengaruh," ujar Kelly.

Kelly mengatakan meskipun telah terbukti adanya hubungan antara faktor, namun masih sulit untuk menemukan penyebab langsung pastinya. Namun satu hal yang sudah pasti bahwa perubahan dalam pola tidur dapat memiliki efek pada kualitas hidup.


http://health.detik.com/read/2014/07/02/132507/2625538/763/hadapi-perubahan-pola-tidur-fresh-graduate-sulit-efektif-bekerja?l992206755
http://health.detik.com/read/2014/07/02/132507/2625538/763/2/hadapi-perubahan-pola-tidur-fresh-graduate-sulit-efektif-bekerja

Kenali, Ini Sinyal-sinyal Tubuh Ketika Kekurangan Cairan

Jakarta, Selama 12 jam tidak mendapat asupan cairan dan makanan saat berpuasa bisa saja membuat seseorang dehidrasi alias kekurangan cairan. Dikatakan dehidrasi tak melulu menunjukkan keadaan seseorang yang parah dan butuh dilarikan ke RS lho.

Seperti diutarakan ahli gizi Rita Ramayulis DCN, MKes, gejala dehidrasi saat berpuasa atau tidak sama saja. Gejala awal yang paling mudah dirasa adalah mulut kering, tenggorokan kering dan terasa panas, serta ada indikator rasa haus.

"Sangat spesifik memang, karena ada orang yang merasa haus dulu baru mulut dan tenggorokanya kering, terus kalau dia tiup itu napasnya terasa panas. Tapi ada juga yang kerja di ruangan ber-AC nggak merasa haus tapi kalau menelan agak kering di sekitar tenggorokan," terang Rita saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (2/7/2014).

Dikatakan Rita, tanda-tanda tersebut menunjukkan seseorang mengalami dehidrasi ringan. Biasanya dehidrasi ringan bisa terjadi karena seseorang kehilangan satu sampai 1,5 liter cairan tubuh. Lain halnya dengan gejala ketika terjadi dehidrasi berat.

"Kalau dehidrasinya tingkat berat, performanya menurun, konsentrasi buyar, jalan sempoyongan,linglung, lalu kalau duduk hilang kesadaran sesaat," imbuh wanita yang juga mengajar di jurusan Ilmu Gizi Poltekkes II Jakarta ini.

Nah, hal yang paling mengkhawatirkan adalah ketika seseorang dehidrasi lalu berada di lapangan dan terpapar sinar matahari terik, bisa mengakibatkan heat stroke yang dapat membuat seseorang pingsan.

Oleh karena itu, untuk menghindari heat stroke, tak ada salahnya jika pekerja lapangan menghindari paparan sinar matahari. Bisa dengan menggeser jam kerja atau menggunakan pelindung seperti topi dan kacamata hitam.

"Karena keringat ini nggak bisa dibendung pada pekerja lapangan ya. Tapi kalau pada orang kantoran nggak mungkin dehidrasi. Kalau sudah dehidrasi berat seperti tiu apa pertolongan pertamanya? ya minum, nggak ada solusi lain," tutur Rita.

(rdn/up)


http://health.detik.com/read/2014/07/02/131800/2625531/763/kenali-ini-sinyal-sinyal-tubuh-ketika-kekurangan-cairan?l992206755

Dikonsumsi Berlebih, Minuman Energi Lebih Berbahaya dari Kopi

Jakarta, Banyak studi mengatakan kafein bermanfaat. Beberapa studi menyebutnya pelindung potensial dari penyakit seperti Parkinson, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Kafein bertindak sebagai stimulan pada manusia yang akan meningkatkan denyut jantung dan metabolisme tubuh. Kafein dapat ditemukan dalam biji, daun, dan buah dari tanaman kopi atau kola. Beberapa jenis minuman populer yang mengandung kafein di antaranya kopi, minuman olahraga, dan minuman energi.

Akan tetapi kafein tidak selalu membawa manfaat, jika dikonsumsi dengan dosis yang berlebihan kafein dapat menyebabkan keracunan pada manusia atau overdosis. Dr David Seres dari Universitas Kolombia, Amerika Selatan, mengatakan dosis aman konsumsi kafein adalah sekitar 200 atau 300 miligram atau sekitar dua hingga empat gelas kopi dalam sehari.

Overdosis kafein dapat menyebabkan kecemasan, denyut jantung tidak menentu dan cepat, tekanan darah meningkat, insomnia, berkeringat, pusing, mual, dan serangan jantung.

Barbara Crouch, direktur eksekutif dari Utah Poison Control Center mengatakan permasalahan ada pada mereka yang menyukai minuman berenergi. Mereka biasanya menenggak tidak hanya satu, dua, atau tiga minuman energi sebelum beraktivitas berat.

Umumnya kafein yang terkandung pada satu cangkir kopi sekitar 100 miligram. Pada minuman energi, kafein yang terkandung bisa sampai sekitar 200 miligram tergantung mereknya.

"Saat Anda minum lebih dari satu botol minuman energi dibandingkan dengan minum satu cangkir kopi, tubuh tidak memetabolismenya dengan cara yang sama. Berbagai faktor seperti ukuran tubuh, umur, jenis kelamin, interaksi obat, tingkat hidrasi, dan jumlah makanan di perut dapat memberikan dampak yang berbeda saat tubuh sedang tinggi kafein," ujar Crouch seperti dikutip dari CNN, Rabu (2/7/2014).

Selain itu Crouch mengatakan para produsen minuman berenergi tidak sepenuhnya terang-terangan tentang bahan yang ada pada produk mereka. Banyak bahan natural tambahan pada minuman energi seperti guarana, taurin, dan apa yang disebut ginseng Siberia belum sepenuhnya teruji.

"Minuman energi mengandung bahan-bahan 'alami' lain yang mungkin memiliki jumlah tambahan kafein. Mereka juga mungkin mengandung efek stimulasi lain yang tidak teruji keamanannya atau bagaimana interaksinya dengan obat resep, dan zat aktif lainnya," tutup Crouch.

(up/up)
http://health.detik.com/read/2014/07/02/152614/2625792/763/dikonsumsi-berlebih-minuman-energi-lebih-berbahaya-dari-kopi?l992205755

Cek Kesehatan Reproduksi

Jakarta, Pemeriksaan panggul memang berguna bagi wanita terutama untuk melihat kesehatan reproduksinya. Tapi, menurut pedoman baru dokter penyakit dalam di AS baru-baru ini, wanita seharusnya tidak melakukan pemeriksaan panggul rutin.

Memang, American College of Physicians (ACP) merekomendasikan pemeriksaan panggul jika wanita mengalami kondisi tertentu seperti perdarahan abnormal, sakit, atau sedang hamil. Tetapi, bagi wanita yang tak memiliki gejala serius, mereka justru tidak direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan itu.

"Justru para wanita bisa merasa cemas, kesakitan, atau takut dengan kondisinya," kata dr Linda Humphrey yang merupakan co-author pedoman baru dokter penyakit dalam di AS sekaligus anggota ACP's Clinical Practice Guidelines Committee, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2014).

Dikatakan Humphrey biasanya pemeriksaan panggul dilakukan dokter untuk melihat kelainan pada vagina dan organ di sekitarnya. Dokter akan mengamati perut pasien untuk memeriksa organ internal, termasuk sistem reproduksinya dengan menggunakan alat yang disebut spekulum.

Pemeriksaan panggul sering dikaitkan dengan risiko kanker serviks. Meski wanita yang berisiko disarankan untuk melakukan skrining rutin, Humphrey tak mengharuskan mereka melakukan cek panggul rutin. Dengan kata lain, Humphrey menekankan jika pedoman untuk pemeriksaan kanker serviks perlahan mulai berubah.

Menurut review yang diketuai dr Hanna Bloomfield dari Minneapolis Veterans Affairs Health Care System, pemeriksaan panggul pada sepertiga wanita justru menyebabkan rasa sakit, tidak nyaman, takut, dan cemas. Oleh karena itu, Humphrey yakin jika tak ada masalah serius yang dialami wanita, pemeriksaan panggul tak terlalu dibutuhkan.

"Pemeriksaan panggul bisa memungkinkan ginekolog untuk mengamati anatomi pasien, termasuk mendeteksi masalah seperti inkontinensa dan disfungsi seksual. Tapi kembali lagi pemeriksaan itu disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan keputusan antara penyedia layanan kesehatan serta si pasien," terang drs George Sawaya dari University of California.

Sawaya menambahkan, rekomendasi untuk tidak rutin melakukan pemeriksaan panggul bisa dilakukan oleh wanita yang tak memiliki gejala. Tetapi, jika terjadi sesuatu yang aneh dan tidak lumrah, lebih baik para wanita segera berkonsultasi ke dokter.


(rdn/up)


http://health.detik.com/read/2014/07/02/155215/2625842/763/cek-kesehatan-reproduksi-wanita-tak-harus-rutin-jalani-pemeriksaan-panggul?l992205755

Agar BUMN Terhindar dari Rugi Kurs

Jakarta -Bank Indonesia (BI) menganjurkan BUMN agar melakukan sistem lindung nilai atau hedging terhadap nilai tukar. Upaya ini dibutuhkan untuk menghindari potensi rugi kurs.

Hedging menjadi sangat penting bagi BUMN yang memiliki pendapatan dalam bentuk rupiah. Sementara pengeluaran atau pembayaran pinjaman dilakukan dengan mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat (AS).
"Idealnya, mereka harus melakukan hedging untuk menjaga tahu-tahu mereka memiliki kerugian mengelola perbedaan nilai tukar. Tetapi kalau lakukan lindung nilai, mereka bisa menjaga dengan bayar premi tertentu. Tidak kemudian menjadi mengalami kerugian seperti 2013," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/7/2014).

Soal hedging, Agus mengatakan sebelumnya sudah dibahas oleh beberapa pihak terkait baik pemerintah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga aparat penengak hukum seperti Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI.

"Jadi tentang hedging, sebetulnya sudah dilakukan koordinasi di minggu kedua Juni. Secara aturan dan regulasi itu semuanya sudah ada. Menteri BUMN, Menkeu, sudah mengeluarkan aturan. Namun perlu sosialisasi," jelasnya.

Menurut Agus, pandangan semua pihak sudah sama terkait hedging. Para pihak terkait akan bertemu kembali pekan depan untuk penyelarasan lebih lanjut.

"Nanti akan ada sesi penyelarasan dan harmonisasi tanggal 10 Juli. Kita harapkan semua aturan sudah terharmonisasi. Kalau memang diperlukan harmonisasi akan ditindaklanjuti," sebut Agus.

Agus menegaskan hedging bukanlah merupakan kerugian negara karena bisa diibaratkan seperti asuransi. "Bukan rugi. Kalau harga pada saat satu waktu harganya jauh lebih rendah yaitu menjadi suatu pendapatan. Kalau sebaliknya diangggap sebagai biaya," paparnya.

Berdasarkan data BI, dari total 138 BUMN baru 2 yang telah melakukan lindung nilai yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Garuda memperoleh kredit dalam mata uang rupiah, sedangkan kebutuhan dan pendapatannya dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sehingga terdapat potensi missmatch arus kas.

Untuk mitigasi terhadap risiko fluktuasi nilai tukar, BNI dan Garuda sepakat melakukan transaksi lindung nilai berupa Cross Currency Swap (CCS) senilai Rp 500 miliar dengan jangka waktu 3 tahun atas pokok utang dan bunga pinjaman.
(mkl/hds)

http://finance.detik.com/read/2014/07/02/145920/2625715/5/ini-saran-agus-marto-agar-bumn-terhindar-dari-rugi-kurs

Dolarisasi

Jakarta -Maraknya penggunaan mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri membuat rupiah tidak sepenuhnya berdaulat di negeri sendiri. Sejumlah tempatdan sektor ekonomi telah terbiasa menggunakan dolar AS.

Pengamat ekonomi Farial Anwar mengatakan, penggunaan dolar AS di Indonesia sudah begitu marak sehingga bisa dibilang ada wabah dolarisasi. Ini tidak hanya terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, di mana pembayaran Container Handling Charge (CHC) dan Terminal Handling Charge (THC) menggunakan dolar AS.

"Ini kan bukan cuma di Tanjung Priok. Masih banyak lagi," kata Farial kepada detikFinance, Rabu (2/7/2014).

Dari sisi wilayah, Farial mengatakan dolarisasi terjadi di perbatasan, seperti Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua, dan Batam. Tidak hanya di daerah-daerah itu, transaksi di perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau Bali juga kerap kali menggunakan mata uang asing.

"Itu Bali sudah gila-gilaan kalau lihat orang transaksi pakai dolar," ujarnya

Sektornya pun beragam. Mulai dari perdagangan batu bara, produk kimia, alat-alat berat, mesin tekstil, sewa-menyewa ruko di pusat perbelanjaan, ruang perkantoran, pembelian properti, dan pembayaran hotel.

Kemudian, penetapan harga pada produk komputer dan alat-alat elektronik lainnya juga seringkali dengan dolar AS. Demikian juga pembayaran agen perjalanan haji dan umrah.

"Transaksinya juga ada di Pasar Baru Bandung, Glodok, dan Tanah Abang Jakarta," sebut Farial

Menurut Farial, ini adalah situasi yang sangat memprihatinkan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. UU No 7/2011 harus segera diimplementasikan.

"Kalau seperti ini terus ya dolarisasi yang akan terjadi di negara ini. Semua orang akan pakai dolar ketimbang rupiah," tuturnya.
(mkl/hds)


http://finance.detik.com/read/2014/07/02/142930/2625666/5/penggunaan-dolar-di-mana-mana-pengamat-ini-sebut-ri-kena-wabah-dolarisasi?f9911023