JAKARTA,
KOMPAS.com — Pasar terus berubah. Perubahan
tersebut perlu diamati dan dicermati agar pengusaha tidak salah langkah dalam
menyajikan produknya.
Perubahan itu antara lain terlihat
juga pada kelas menengah. Pergerakan kelas menengah selalu dinamis. Konsumsi
kelas menengah berbeda saat mereka mulai berkembang.
"Kalau pengusaha ritel tidak
mengenal pasar agak sulit. Di Indonesia, wanita yang akan menentukan apakah
barang ini akan dibeli atau tidak," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Mari Elka Pangestu pada World Export Development Forum (WEDF) di
Jakarta, Selasa (16/10/2012).
Menurut Presiden Direktur IBM
Indonesia Suryo Suwognjo, salah satu cara untuk menanggapi perubahan pasar
adalah dengan meningkatkan penggunaan teknologi informasi. Dia menceritakan
pengalamannya di Tokyo, Jepang. Ketika hendak membeli daging, hanya dengan
mendekatkan kode batang (barcode) pada sebuah mesin pembaca data, data-data
dari mana daging itu berasal, termasuk nama peternakan dan pemilik sapi, dapat
diketahui.
"Dahulu, ada yang mengekspor
udang ke Uni Eropa dan diketahui mengandung bahan kimia. Karena tidak tahu dari
mana sebenarnya udang itu berasal, seluruh ekspor udang dihentikan,"
katanya.
Hal itu tidak terjadi jika asal
usul udang diketahui dengan pasti melalui bantuan teknologi informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar